Selasa, 20 Agustus 2013

Pengantar Pesan

DUNIA BAWAH

"Apa hari ini banyak yang mati?"

Aku tidak mengerti selera humor Hades. Ribuan tahun di dunia bawah membuatnya korslet. Ini adalah dunia kematian, tentu saja banyak yang mati.

"Seperti biasa, bos. Banyak." Ujarku mengoper basa-basi. "Basi". Memang banyak mayat basi sih disini.

"Kerja bagus." Balas Hades. Rambutnya yang berapi-api tampak berkobar lebih ganas dari biasanya. Ada yang aneh.

"Janus" Hades melayang mendekatiku dengan anggun. "Aku ingin meminta tolong padamu."

Charon  pernah memperingatiku soal ini. Jika sang penguasa kematian meminta tolong, dirimu akan celaka. Tapi bagaimana mungkin aku menolak? Dia adalah bosku.  Jika aku menolak, mungkin aku akan dijadikan sarapan Cerberus.

Oh, Zeus yang agung, tampaknya aku tidak punya pilihan.

"Meminta tolong apa bos?" Kataku sambil menelan ludah.

"Begini.." Hades melayang mengitariku dengan perlahan, jubahnya yang hitam berkibar dengan beringas.

"Ditanganku ini--" Hades membuka telapak tangannya ke udara dan sebuah perkamen tiba-tiba muncul. "Ada sebuah pesan yang aku ingan kau antar."

"Pesan? Tapi pekerjaanku----" Hades tiba-tiba menyentuh bibirku dengan telunjuknya yang terbuat dari tulang.

"Ah, pekerjaan. Sungguh sebuah dedikasi yang luar biasa, betul? Katakan padaku, apa pekerjaanmu disini?"

Aku berkeringat dingin meski tempat ini seharusnya adalah tempat paling panas di seluruh alam.

"Aku adalah seorang akuntan. Akuntan jiwa. Aku menghitu--"

"Seorang AKUNTAN." Kata Hades sambil bertepuk tangan sendiri. Dia memang terkenal karena sifatnya yang begitu teatrikal dan dramatis. Kemudian dia mendekatkan wajahnya padaku, begitu dekat, sehingga hidungnya yang besar dan lancip menusuk dahiku..

"Aku tidak peduli pada pekerjaanmu. AKUNTAN. Kau akan mengirimkan pesan ini pada Rhadamantus ke Elysium. SEKARANG. JUGA. MENGERTI?" Ketika Hades mengucapkan 3 kata terakhirnya, api menyembur dari mulutnya, membuat sebagian mukaku gosong.

"Meng---mengerti." Ucapku sambil terbatuk-batuk.

"Bagus. Berangkatlah sekarang. Biar Carnasus dari distrik reinkarnasi yang mengurus pembukuan jiwa disini." Kemudian Hades melayang meninggalkanku yang masih berusaha mengeluarkan semua asap hitam dari tenggorokanku.

Oh, Poseidon yang agung. Bahkan Olympus masih sangat dekat jika dibandingkan dengan Elysium. Ini akan menjadi perjalanan yang panjang.

OLYMPUS

"Janus?" Tanya Zeus sambil mengerenyitkan dahinya.

"Janus" Balas Poseidon acuh tak acuh.

"Siapa dia?"

"Entahlah. Salah satu petugas dunia bawah."

"Tunggu sebentar. Hades mempercayakan surat pensiun kita pada seseorang yang tidak dikenal?"

Poseidon hanya mengangguk sambil menyeruput segelas Nectar.

"Apa kau tidak khawatir?"

"Kenapa kita harus khawatir?"

Zeus menggelengkan kepalanya. Kesal.

"Surat pensiun. Poseidon. Itu adalah surat yang akan mengantarkan kita untuk hidup bahagia di Elysium selamanya. Bebas dari pekerjaan mengawasi umat manusia untuk ratusan--bahkan JUTAAN AEON ke depan!"

Poseidon hanya mengangkat bahu, dia tampak sibuk mengunyah kalkun.

"Ayolah. Selama ribuan tahun apakah kau tidak lelah terus-terusan mengawasi manusia? Menjawab doa manusia? Menyelesaikan masalah-masalah manusia yang itu-itu saja? Perang, kemiskinan, populasi, kematian, kehidupan. RIBUAN SIKLUS! Apa kau tidak lelah?"

"Kakakku tersayang." Poseidon kemudian mengelap mulutnya yang dipenuhi dengan saus. "Tentu saja aku lelah. Tapi aku tidak tahu mengapa kita harus khawatir. Itu hanyalah sebuah surat. Jika hilang kita bisa membuatnya lagi."

"Oh, jangan bodoh Poseidon. Surat itu bukanlah surat biasa. Aku membutuhkan izin Nyx untuk membuat surat itu. Nyx hanya bisa ditemui beberapa ribu tahun sekali!"

"Apa kita tidak bisa membuat surat itu sendiri?"

"Bisa. Jika kita ingin dimakan oleh Nyx. Aku tidak ingin menghabiskan hidupku di perut seseorang lagi untuk yang kedua kalinya."

"Dimakan oleh Nyx? Demi para dewa, kita adalah dewa!"

Zeus menghela napasnya. "Di atas langit masih ada langit wahai adikku yang bodoh. Apa kau sudah lupa peraturan langit yang diajarkan oleh ibu?"

Poseidon terdiam. Berpikir. "Aku lupa."

"Oh, lupakan saja!"

"Tunggu sebentar, kalau surat itu begitu penting, kenapa kita tidak menyuruh Hermes saja?"

"Elysium berada diluar pengaruh kekuasaan Olympus. Jaringan Hermes tidak bisa menggapai Elysium. Aku tahu ini, maka dari itu aku menyuruh Hades untuk mengirimnya. Hanya Hades yang bisa leluasa pergi, karena Elysium adalah salah satu bagian dari dunia bawah."

"Ah, si bodoh itu pasti sedang sibuk menggagahi Persephone. Kalau begitu kenapa kau tidak menyuruh aku?"

"Jika aku menyuruhmu pergi maka akan ada ribuan pelaut dan nelayan yang akan mati. Hades pasti akan protes karena dunia bawah akan menjadi penuh sesak. Sudah kubilang bahwa Elysium berada di luar pengaruh kekuasaan Olympus.

"Kalau begitu kenapa tidak kau saja yang pergi?"

"Jika aku pergi dari Olympus, maka Hades atau Kau pasti akan berusaha merebutnya dariku."

"Yang benar saja, aku tidak akan pernah melakukan perbuatan itu."

Zeus mengangkat sebelah alisnya. "Benarkah?"

Poseidon hanya bisa terdiam. Dia lupa bahwa Zeus bisa melihat kedalaman hati dan pikiran semua makhluk.

OKEANOS

Sungguh konyol. Surat PENSIUN?

Para dewa memang mahkluk paling egois sejagad raya. Mereka ingin melepaskan tanggung jawab begitu saja setelah ribuan tahun berkuasa?

Jika para dewa pergi, siapa yang akan mengatur cuaca, keamanan laut, dan kesuburan tanah? Para manusia akan mati konyol!

Oh, aku tidak bisa membayangkan apa yang terjadi jika tidak ada Hades yang mengatur dunia bawah. Lalu lintas jiwa bisa tidak terkendali. Bisa-bisa yang mati akan berjalan ke dunia yang masih hidup! Ini gawat!

Aku berhenti mengayuh perahuku yang menyedihkan ini. Perahuku bahkan tidak pantas untuk dipakai melaut. Masa perahu yang dipakai untuk mengantar para jiwa ke dunia bawah dipakai untuk melaut? Yang benar saja!

Tunggu. Tapi jika aku tidak mengantarkan surat ini, aku sudah pasti akan menjadi makanan Cerberus untuk ribuan tahun ke depan. Ini gawat! Aku harus bagaimana?

Ah. Sebelum aku berangkat mengarungi Okeanos aku sempat mendengar beberapa jiwa yang masih segar (baru mati) mengatakan bahwa Heracles sedang berada di Thrasia.

Melihat posisiku yang sekarang sebenarnya aku cukup dekat ke Thrasia. Aku tinggal berputar sedikit ke selat Gnosos, dari sana aku seharusnya sudah bisa melihat Thrasia.

Baiklah. Aku akan menemui Heracles. Dia adalah pahlawan paling hebat di seluruh dunia. Dia pasti tahu apa yang seharusnya dilakukan.

DUNIA BAWAH

"Seperti biasa kau selalu melebih-lebihkan masalah." Kata Hades dengan tak acuh. Dia mengenakan kacamata bacanya dan kembali membaca 'Odyssey' karya Homer.

"Selalu melebih-lebihkan masalah?" Ujar Zeus.

"Tepat sekali. Ketika Cronus dan para Titan menyerang Olympus siapa yang panik dan bilang bahwa para dewa akan musnah? Kau. Ternyata Cronus dan para Titan bahkan terlalu tua untuk bisa memanjat kaki gunung Olympus. Kita menang mudah."

"Itu hanya sekali. Waktu itu saja"

"Sekali?" Hades kemudian menutup bukunya. "Ketika tiba-tiba ada perang di seluruh dunia secara serentak. Kau panik dan bilang bahwa manusia sudah jadi gila. Kau bersikeras bahwa seluruh manusia harus diciptakan ulang. Ternyata perang tersebut bahkan bukan salah manusia. Rupanya anakmu yang sinting, si Ares lah yang menyebabkan semua umat manusia menjadi gila perang."

"Itu..."

"Mau aku sebutkan lebih banyak lagi?"

Zeus pun terdiam.

THRASIA

"Biarkanlah mereka pensiun." Kata Heracles, sambil mengunyah ayam. "Kau terlalu meremehkan umat manusia, iblis."

Aku bingung. Heracles adalah seorang pahlawan. Seharusnya dia melindungi kepentingan manusia.

"Tapi, tanpa para dewa---"

"Lihatlah di sekelilingmu, iblis. Siapa yang membangun kota yang megah ini? Para dewa? Jangan bercanda. Manusia yang membuat semua ini. Manusia yang menciptakan kapal. Manusia yang berternak sapi. Manusia yang menanam pepohonan dan padi. Manusia yang menciptakan obat-obatan. Manusia yang membangun kokoh setiap bebatuan yang ada di kota ini."

"Tapi---"

"Prometheus melanggar peraturan para dewa dan memberikan segenggam api pada umat manusia. Dari sebuah api kita menciptakan sebuah peradaban, sebuah kehidupan. Api yang diberikan Prometheus adalah sebuah lambang kemerdekaan, sebuah tanda bahwa manusia bisa menciptakan kehebatan dengan tangan kita sendiri. Umat manusia telah melewati banyak ujian. dan setiap ujian hanya akan membuat kami lebih kuat. Satu lagi ujian tidak akan ada bedanya bagi kami."

Heracles tersenyum.

"Biarkanlah mereka pensiun, mereka sudah hidup cukup lama, biarkan mereka beristirahat."

Aku terdiam. Heracles mungkin memang benar.

"Kau adalah seorang iblis. Kenapa kau begitu peduli pada umat manusia?"

"Setiap hari aku melihat manusia datang dan pergi. Aku melihat seluruh kehidupan mereka melalui jiwa mereka. Selama ribuan tahun aku melihatnya, akhirnya aku bersimpati pada umat kalian, aku merasakan dan mengerti semua derita dan bahagia kalian.

Heracles kembali tersenyum.

"Kami akan baik-baik saja. Jangan khawatir."

Tidak ada komentar: